
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT, yang
mana beliau telah melimpahkan rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyusun Makalah ini untuk memenuhi tugas Terstruktur dalam mata kuliah “
STRUKTUR HEWAN ”
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen yang telah
memberikan kami waktu untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis
merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sehat untuk perbaikan kedepannya. Namun kami berharap
makalah kami ini dapat berguna bagi banyak orang dan kami khususnya. Aamiin..
Sungai Penuh, Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang......................................................................................................1
b. Batasan Masalah...........................................................................................
c. Tujuan ..........................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
1. Mulut ...........................................................................................................5
2. Kerongkongan ..............................................................................................
3. Lambung
......................................................................................................
4. Usus halus ....................................................................................................
5. Usus
besar.....................................................................................................
6. Hati .............................................................................................................14
7. Kandung empedu
........................................................................................
8. Pankreas
......................................................................................................
BAB III : PENUTUP
a. Kesimpulan.................................................................................................20
b. Saran
............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Sistem pencernaan makanan ( Tractusgastro-intestinalis ) adalah
suatu sistem dalam tubuh manusia yang memegang peranan menerima makanan dari
luar, mencerna dan menyerap bahan yang dapat diserap serta mengeluarkan sisa –
sisa pencernaan. Sistem ini meliputi alat – alat tubuh manusia dari mulut
sampai anus.
b.
Batasa
Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bahan
makanan.
2.
Sistem
pencernaan pada manusia.
3.
Organ-organ
pencernaan pada manusia.
c.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui
kegunaan bahan makanan bagi tubuh manusia.
2.
Mengetahui
sistem pencernaan manusia.
3.
Mengetahui
organ-organ pencernaan pada manusia.
BAB II
PEMBAHANSAN
A.
SISTEM
PENCERNAAN MAKANAN
Pencernaan makanan
adalah aktivitas saluran makanan (Tractus digectivus) dan kelenjar-kelenjarnya dalam suaatu proses memersiapkan makanan
untuk dapat diserap oleh usus. Suatu kehidupan yang dihayati oleh organisme
akan dapat dipertahankan bila makanan dalam jumlah cukup dapat dipasok dan
dapat digunakan bagi berlangsungnya suatu reaksi oksidatif yang dapat
menghsilkan energi dan juga bagi keperluan tubuh atau bagian tubuh guna
perbaikan, pertumbuhanm dan reproduksi.
Sebagian besar makanan yang digunakan primata (human and non-human
primate) dan vertebrata lainnya (baik yang menyusui maupun yang tidak menyusui)
mempunyai bentuk kompleks dan tidak larut, sehingga tidak mungkin untuk dapat
diserap oleh saluran pencernaan makanan begitu saja tanpa terlebih dahulu
mengalami perubahan melewati aktivitas pencernaan.
Pada organisme peringkat rendah, seperti protozoa, dapat memperoleh
makananya melalui proses difusi atau fagosita dan dilanjutkan dengan proses
pencernaan di dalam selnya. Pada vetebrata terdapat sebuah sistem dengan
kekhususan untuk merubah makanan yang masuk ke dalam alat pencernaan menjadi
bentuk-bentuk kimia yang secara langsung dapat dicerna oleh usus dan limfe.
Beberapa makanan yang telah mempunyai bentuk sederhana tidak memerlukan
lagi proses penguraian dan dapat secara
langsung bisa diserap oleh saluran pencernaan makanan seperti glukosa,
garam-garam yang dapat larut, air, dan beberapa macam makanan lainnya.
Sistem pencernaan pada vertebrata terdiri dari bermacam struktur
yang mempunyai kemampuan untuk mencerna makanan sesuai dengan keperluannya
setelah melewati kurun waktu adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini
tercermin pada sturktur sistem pencernaan vertebrata yang terkait dengan
fungsinya sebagai penerima makanan, mecernakannya dan akhirnya menyerapnya
untuk kemudian ditransfer ke dalam aliran darah untuk dikirim ke tempat
tujuannya.
Pencernaan Makanan di
dalam tubuh manusia melalui 6 tahap yaitu:
1.
Ingesti
: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2.
Mastikasi:
proses mengunyah makanan oleh gigi.
3.
Deglutisi:
proses menelan makanan di kerongkongan.
4.
Digesti:
pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim,
trdapat di lambung.
5.
Absorbsi:
proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6.
Defekasi:
pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
Sistem
Pencernaan pada manusia terdiri dari:
1.
Saluran
pencernaan (organ pencernaan yang dilewati oleh bahan makanan), yaitu
mulut, kerongkongan, lambung, usus
halus, dan usus besar.
2.
Kelenjar
pencernaan (organ pencernaan yang berfungsi menghasilkan getah/enzim
pencernaan), yaitu mulut, lambung, usus halus, hati, dan pankreas.
Berdasarkan Prosesnya, pencernaan
dibagi menjadi:
1.
Pencernaan
mekanis, yaitu pencernaan yang menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran makanan,
contohnya pencernaan oleh gigi.
2.
Pencernaan
kimiawai, perubahan zat makanan dari senyawa kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana dengan bantuan enzim (senyawa kimia).

B.
ORGAN-ORGAN
PENCERNAAN
MULUT ( Oris )
Memiliki bagian: bibir, gigi, lidah dan kelenjar ludah. Rongga
mulut dilapisi oleh tunica mucosa yang mengandung epitel berlapis menanduk dan
mengelupas. Dibawah lapisan epitel terdapat lamina propria, yang membentuk
banyak lekuk atau papilla seperti halnya pada kulit.
a.
Bibir
Terdiri dari dua daerah, bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar
sama seperti kulit di daerah lain wajah. Epidermis terdiri atas jaringan epitel
berlapis banyak, menanduk dan mengelupas, ditumbuhi bulu dan berkelenjar peluh.
Di bagian dermis terdapat akar bulu, kelenjar dan kelenjar minyak bulu. Bagian
dalam mengandung tunica mucosa yang mengandung jaringan epitel berlapis dan
mengelupas, tetapi tidak menanduk. Pada lamila propria terdapat banyak kelenjar
lendir, yang salurannya bermuara ke rongga mulut. Di bawah lapisan lendir
terdapat lapisan otot. Tepat pada batas kulit luar dengan lendir bibir bagian dalam
terdapat daerah merah, karena banyak mengandung pembuluh kapiler.
Histologi rongga mulut sama seperti bibir bagian dalam. Lapisan
dekat permukaan terdiri dari tunica mucosa, di bawahnya tunica submucosa. Pada
lapisan submucosa terdapat kelenjar lendir. Sekitar kelenjar itu terdapat
lamina propria tunica mucosa oleh jaringan rapat serat elastis.
Didaerah langit-langit tak ada tunica submucosa. Di daerah
langit-langit lunak, di bawah tunica mucosa terdapat lapisan otot lurik dan
jaringan ikat fibrosa. Di daerah langit-langit lunak dekat rongga hidung, jaringan
epitel tunica mucosa terdiri dari sel batang berlapis semu, yang lapisan
luarnya bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal.
b.
Lidah
Terdiri atas otot lurik yang letaknya menurut tiga arah dan tegak
lurus sesama. Lapisan otot diselaputi oleh tunica mucosa. Di bagian atas lidah
tidak terdapat tunica submucosa, hanya dibagian bawah.
Permukaan lidah
bagian atas memiliki tonjolan yang disebut papillae. Ada 4 macam papillae,
yaitu:
1.
Filiform
(terdapat di daerah belakang lidah),
2.
Fungiform
(tersebar di antara filiform dan ternayak berada di ujung lidah),
3.
Circumvallate
(jumlahnya sedikit, terdapat dalam satu barisan melintang pada pangkal lidah),
dan
4.
Foliate
(terdapat di daerah pinggiran pangkal lidah).
Pada umumnya papilla mengandung kuncup rasa (taste bud). Tiap
kuncup rasa mengandung dua macam sel yang utama, yaitu sel penyokong dansel
epitel saraf. Kedua macam sel memiliki mikrovili yang umumnya bergabung mengacu
ke arah lobang rasa, yang pada periode pra-ME (mikroskop elektron) disebut bulu
rasa. Cabang saraf vagus masuk lidah dan bercabang halus mencapai setiap kuncup
rasa.
Tonsil liah kecil-kecil dan banyak, terletak di dasar lidah dan
diselaputi oleh epitel berlapis yang menelupas. Tiap tonsil memiliki ceruk, dan
sepanjang pinggir ceruk itu tertanam nodul-nodul limfa.
Lidah berfungsi membantu mengatur penempatan makanan hingga dapat
digilas oleh geraham, dalam hal ini dapat dikatakan makanan mengalami
pencernaan secara mekanik.
c.
Gigi
Gigi baru
tumbuh sesudah bayi berusia 6 bulan, gigi pertama disebut gigi susu atau gigi
sementara.

Gambar 1. Susunan Gigi
Susunan
gigi sementara pada anak-anak, berjumlah 20 buah, yaitu gigi seri berjumlah 8
buah gunanya unutk memotong makanan, gigi taring sebanyak 4 buah digunakan
untuk mencabik-cabik makanan serta 8 buah gerahan kecil untuk mengunyah
makanan. Orang dewasa mempunyai gigi sebanyak
32 buah, terdiri dari atas 8 buah gigi seri 4 gigi taring, 8 buah geraham muka
serta 12 buah geraham belakang. Separuh dari gigi-gigi tersebut berada di
rahang bawah dan lainnya dirahang atas. Pada beberapa orang jumlah gigi kurang
dari 32 buah hal ini biasanya disebabkan geraham bungsu tidak tumbuh, setalah
berumur antara 18 - 45 tahun.
Gigi tertanam pada soket yang berada pada tiap alveolus tulang
rahang. Tonjolan alveoli rang disalut oleh gusi. Gusi adalah penerusan dari
tunica mucisa dari mulut yang banyak mengandung pembuluh darah, dan ditunjang
oleh jaringan ikat fibrosa. Jaringan ikat ini melekat rapat ke lapisan
periosteum tulang rahang di bawahnya.

Gambar 2. Struktur Gigi
Tiap gigi terdiri dari tiga bagian:
1.
Mahkota
(corona)
2.
Leher
(cervix)
3.
Akar
(radix)
Mahkota menonjol di atas gusi (gingiva), sebelah luar terdiri dari
lapisa email (enamel). Leher menghubungkan mahkota dengan akar, berada dalam
lapisan gusi. Sedangkan akar berada dalam soket rahang. Bagian dalam gigi,
mulai dari mahkota sampai ke akar terdiri dari tulang gigi (dentin). Pada akar,
sebelah luar dentin disalut oleh lapisan tipis semen (cementum). Di bagian luar
lapisan semem ada membran periodont/. Lapisan semen terdiri dari jaringan
ikat yang mengapur (kalsifikasi).
Lapisan periodont terdiri dari jaringan fibrosa, yang mengandung pembuluh
darah, pembuluh limfa, dan urat saraf. Lapisan periodont itu melekatkan gigi
dengan kukuh pada soket rahang.
Akar, dan sebagian mahkota, memiliki bagian dalam yang lunak,
disebut pulpa. Pulpa berisi jaringan ikat renggang yang di masuki oleh pembuluh
darah, pembuluh limfa dan urat saraf.
Email adalah lapisan
gigi yang paling keras, paling banyak mengandung garam dapur. Kandung
(matriks) lapisan ini terdiri dari serat kolagen. Kandung dihasilkan oleh
ameloblast, yaitu sel gigi yang terdapat pada masa pertumbuhan gigi. Pada
kandung terdapat bangunan bentuk batang yang ramping, berderet rapat dan tegak
lurus tehadap permukaan gigi, disebut prisma email. Prisma diikat bersama oleh
bahan interprisma. Bahan yang membuna interprisma sama dengan bahan yang
membina prisma sendiri, tapi arah letak batangnya berbeda. Tiap batang disalut
oleh organis yang disebut salut email.
Prisma dibina atas
kristal apatit dan bahan organik. Jika lapisan email diiris melintang tampak
batang prisma itu berbentuk setengah lingkaran seperti sisik. Jika
keseluruhan mahkota diiris melintang, tampak lapisan email itu dibina atas
garis-garis melingkat, sehingga sari dalam sampai ke permukaan tampak email itu
dibina atas garis-garis melingkar, mirip lingkaran tahun pada batang pohon
Dikotil. Garis-garis itu disebut garis Retzuis. Paling luar
email ada dua lapis, disebut kutikula email. Lapisa ini terdiri dari bahan
tanduk (keratin).
Dentin terdiri atas
bahan organik (20%) yang sebagian besar merupakan serat kalogen, dan bahan
anorganik (80%) dalam bentuk kristal
hidroksiapatit. Lapisan ini terdiri dari satu deretan tabuli (saluran) dentin
yang rapat sekali. Seperti halnya prisma email, tabuli dentin juga dekat ke
pinggiran jadi agak sempit. Berbeda dengan prosma email, tabuli dentin dekat
pinggir membentuk percabanganm dan percabangan itu bertemu kembali
(anastomosis). Di antara tabuli ada serat kalogen, yang susunan mirip dengan
kalogen tegak lurus terhadap tabuli: ada juga beberapa yang letaknya miring.
Dekat pertemuan lapisan dentin dengan lapisan semen pada akar ada lapisan
berbutiran (granula) halus, yang disebut lapisan Tomes. Butiran itu terdiri
atas bahan tanduk.
Sesungguhnya pada gigi segar tubuli berisi tonjolan sitoplasma
odontoblast, yaitu sel yang menggetahkan bahan organik dentin. Sel ini berjejer
pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Sel ini berjejer pada
lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Odontoblast aktif terus
selama gig itu masih hidup, sampai orangnya jadi tua.
Cementum adalah lapisan tipis antara dentin dan membran periodont pada akar
gigi. Cementum menghubungkan dan menyemenkan gigi ke membran periodont, dan
berarti juga ke tulang rahang. Bahan nutrisi bagi lapisan ini berdifusi dari
membran periodont, dan dalam membran terdapat pembuluh darah. Lapisan ini
adalah jaringan pengikat yang mengalami penulangan. Sehingga komponennya sama
seperti tulang. Bahan lapisan ini digetahkan oleh sel tulang khusus, yang
disebut sementosit. Sel ini berada dalam lacuna, seperti halnya osteosit.
Bedanya denga tulang, tidak memiliki saluran Havers, meskipun ada
lempeng-lempeng lamellae yang bersusun konsentris menyalut akar gigi.
Membran periodont
mengisi celah antara cementum dan soket tulang rahang. Terdiri dari jaringan
pengikat fibrosa, dan mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf,
fibroslast, dan histiosit. Sifat lapisan ini semcam bantalan bagi gigi ketika
mengunyah dan menggigit. Serat kolagen yang menjadi komponen utama lapisan ini
bersusun ke berbagai arah, sesuai dengan leaknya sekeliling gigi. Ada ygn
letaknya miring, ada pula yang horizontal. Di antara serat terkandung bahan
glikosaminoglikans.
Menghubungkan lapisan semen dan membran periodont ada daerah
perantaraan, disebut precementum.
Pulpa berisi
jaringan ikta. Dalam bagian ini pula tumbuh pembuluh darah, pembuluh limfe, dan
urat saraf masuk gigi dan bercabang-cabang disitu. Mengandung banyak serat
kalogen yang halus, yang arahnya tak teratur. Pada lapisan dekat dentin
berderet odontoblast, seperti telah diulas didepan.
d.
Kelenjar
ludah
Kelenjar ludah berguna untuk memudahkan menelan dan mencerna. Ada
dua macam ludah yang dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar, yaitu kelenjar
parotis, kelenjar ludah bawah rahang (glandula submaxilaris) dan kelenjar bawah
lidah (glandula sublingualis). Glandula parotis menghasilkan ludah berbentuk
air, infeksi pada parotis disebut parotitis (penyakit gondong). Glandula
sub-maxilaris dan glandula lingualis keduannya menghasilkan getah yang
mengandung air dan lendir, selain itu berguna sebagai pelindung selaput mulut
terhadap panas, dingin, asam dan basa.

Gambar 3. Bagian kelenjar Ludah
Keterangan Gambar:
1.
Kelenjar
Parotis (bawah telinga)
2.
Kelenjar
Submaxilaris (bawah rahang)
3.
Kelenjar
Sublingualis (bawah lidah)
Setiap kelenjar yang besar di atas terdiri atas unit-unit alveoli
yang disebut adenomer. Ada dua macam alveoli tampak pada sedian yang diwarnai dengan HE
(hematoxylin-eosin):
1.
Alveoli
mucosa, tampak terang dan terletak pada tunica mucosa. Inti sel alveoli mucosa
adalah gepeng dan letaknya dekat ke membran basalis.
2.
Alveoli
serosa, tampak gelap dan terletak pada tunica serosa. Inti sel alveoli serosa
agak bundar dengan sitoplasma yang berwarna merah karena banyak mengisap zat
warna eosin.
Kelenjar
bawah teling hampir seuna terdiri dari alveoli serosa, kelenjar bawah rahang campuran kedua macam, dengan lebih
banyak serosa, sedangkan kelenjar bawah lidah hampir semua terdiri dari alveoli
mucosa. Jika seuatu kelenjar mengandung kedua macam alveoli, sering kali
serosa membentuk tinjilan bentuk sabit di samping yang mucosa. Sekitar alveoli
biasa ditemukan jaringan lemak.
Ludah mengandung enzim yang disebut amilase atau dikenal dengan
nama ptialin, enzim ini dapat mencernakan zat tepung menjadi gula.
TEKAK ( Farink )
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan, didalam lengkung faring terdapat tonsil yaitu kumpulan kelenjar
limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi.
KERONGKONGAN ( Esofagus )
Kerongkongan disebut juga esofagus, dari kata
oiso = bawa, dan phagelon = mekanan. Menghubungkan
mulut dengan lambung. Terdiri dari 4 lapisan:
1.
Tunica mucosa
Terdiri ataskaringan epitel, yang terdiri dari sel-sel berlapis
banyak dan mengelupas, tetapi tidak menanduk.
2.
Tunica submucosa
Terdiri dari jaringan ikat dengan serat kolagen dan elastis, dengan
banyak pembuluh darah serta urat saraf.
3.
Tunica muscularis
Terdiri dari dua lapisan otot polos: bagian luar berupa serat otot
memanjang, bagian dalam berupa serat otot melingkar. Kedua lapisan otot ini
pada beberapa tempat tidak kentara bedanya. Serat itu 1/3 bagian dari anterior
(pangkal) kerongkongan sebagin besar terdiri atas oto lurik, di bagian tengah
gabungan otot lurik dan otot polos, dan 1/3 bagian posterior (ujung) terdiri
semata-mata dari otot polos.
4.
Tunica serosa
Terdiri dari
jaringan ikat renggang yang mengandung banyak jaringan lemak, pembuluh drah dan
urat saraf. Lapisan ini relatif tebal jika dibandingkan dengan saluran
pencernaan yang di posteriornya.
Dalam kerongkangan terdapat dua kelenjar:
a.
Kelenjar
oesophagus
Terdapat
sepanjang kerongkongan, pada lapisan submucosa, dibawah tunica muscularis-mucosa.
Terdiri dari jenis tubulo-alveolar yang bercabang banyak.
b.
Kelenjar
cardia
Terdapat pada bagan ujung kerongongan. Berasal dari kelenjar
lambung, terletak pada lamina propria tunica mucosa, dari kenis tubuler yang
bercabang-cabang.
Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan
disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak ini
mendorong dengan cepat gumpalan makanan ke lambung kurang lebih selama 6 detik.
Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian
pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak
bolus di dalam kerongkongan menuju lambung dapat diamati pada Gambar berikut.

Gambar 4. Proses Gerak Bolus (kerongkongan – lambung)
LAMBUNG ( Ventrikulus )
Lambung (Ventrikulus), merupakan kantung besar dibawah kiri
rusuk terakhir, terdiri atas tiga bagian, bagian atas yang berdekatan dengan
hati disebut Kardiak, di tengah membulat disebut Fundus, dan
bagian bawah dekat usus disebut Pylorus. Seluruh bagian dalam lambung menghasilkan asam chlorida. Akibat
gerak peristaltik makanan diubah menjadi seperti bubur getah lambung dinamakan Chym.
Lingkungan asam dalam lambung dapat membunuh kuman-kuman yang turut
masuk ke dalam, sihingga menggiatkan kerja getah lambung. Getah lambung
mengandung pepsinongen yang belum aktif bekerja, oleh asam cholrida pepsinogen
tersebut diaktifkan menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah
protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil disebut peptor. Selain itu
berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung masuk ke dalam usus. Pengaturan
dimungkinkan oleh kedua bagian otot pilorus.
Otot pilorus bagian lambung akan mengendur apabila kena rangsangan
asam, berarti protein telah dicernakan. Otot pilorus bagian usus dua belas jari
akan mengerut bila kena asam sebaliknya mengendur apabila kena rangsang basa.
Dengan demikian makanan dapat masuk ke usus dua belas jari sedikit demi
sedikit.

Histologi Lambung terdiri dari 4 lapisan :
1. Tunica mucosa
2. Tunica submucosa
3.
Tunica muscularis
4.
Tunica serosa
Kelenjar
Dibedakan atas tiga jenis,
sesuai dengan letaknya pada tiga bagian lambung. Kelenjar Cardia,
kelenjar Gaster, dan kelenjar Pylorus.
Ada 4 macam sel dalam kelenjar Gaster :
1. Sel musigen
2. Sel parietal
3.
Sel zimogen
4.
Sel enterokhromafin
USUS HALUS ( Intestinum
tenue )
Panjangnya
kira-kira 8,5 meter terdiri dari tiga bagian usus dua belas jari, (Duodenum)
panjangnya ± 25 cm , Jejunum (intestinum Jejenum) atau pangkal usus
halus panjangnya ± 7 m dan Ileum (interstimun ileum), atau ujung usus
halus panjangnya ± 1 m. Makanan masuk kedalam usus melalui pilorus, dangan
demikian HCl ikut masuk dan merangsang kelenjar di diding sel usus untuk
menghasilkan sekretin yang merupakan suatu hormon yang merangsang pankreas
untuk mengeluarkan getahnya. Di dalam
dinding usus yang terdapat muara dari dua saluran, yaitu saluran yang berasal
dari kandungan empedu, dan saluran yang berasal dari pankreas.
Selanjutnya HCl merangsang pula dinding usus halus untuk
mengeluarkan hormon kolesistokinin agar kandungan empedu mengeluarkan empedu
yang berguna mengemulsikan lemak. Empedu tidak mengandung enzim tetapi
mengandung zat warna empedu (bilirubin) dan garam empedu. Mula-mula empedu
berwarna merah, kemudian mengalami oksidasi sehingga warnanya berubah menjadi
hijau. Pankreas menghasilkan cairan (getah) pankreas yang mengandung enzim
lipase, amilase dan tripsinogen yang belum aktif. Enzim amilase berguna untuk
mengubah amilum menjadi gula (maltosa), lipase mengubah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol, sedang tripsinogen merupakan enzim yang belum aktif, dibantu oleh entrokinase,
menjadi enzim tripsin yang mengubah protein dan pepton menjadi asam amino dan
peptida.
Enzim-enzim tersebut diatas mempunyai peranan yang penting untuk
mengubah zat makanan sehingga menjadi bentuk yang dapat diserap oleh usus. Di
dalam usus halus terjadi pelumatan dan penyerapan sari makanan, dinding usus
ini berlipat-lipat dan berjonjot, sari makanan menembus dinding jonjot sampai
ke penbuluh darah. Penyerapan sari makanan oleh sel-sel dinding usus halus
dinamakan absorbsi, sari makanan diedarkan melalui pembuluh-pembuluh darah dan
pembuluh lainnya, asam lemak dan gliserol diedarkan melalui pembuluh limpa yang
ujung-ujungnya terbuka. Air limpa mengangkut zat tersebut ke pembuluh darah
untuk diedarkan. Asam amino, larutan gula, vitamin dan mineral serta air
diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Di dalam dinding usus halus
terdapat jonjot-jonjot usus (villi) yang berguna untuk memperluas permukaan
bidang penyerapan dan di dalam jonjot terdapat pembuluh chyl (kil) berisis
cairan limpa. Pembuluh-pembuluh limpa pada akhirnya bermuara di pembuluh darah.
USUS BESAR ( Intestinum
crassum )
Didalam usus tebal (kolon) sisa-sisa makanan yang tidak dapat
dicerna, bersama dengan lendir dan sisa-sisa sel mati dari dinding usus
dibusukkan menjadi feses. Perjalanan makanan dari mulut ke usus halus
berlangsung kira-kira 4,5 jam, tetapi disimpan di dalam kolon sampai kira-kira
24 jam, selama itu bakteri-bakteri pengurai akan membusukkannya. Awal usus
tebal, pendek dan disebut Usus Buntu (coecum) mempunyai bagian
yang berlebih seperti cacing dinamakan Appendix atau umbai cacing. Suatu
radang pada appendix dinamakan appendisitis. Pada operasi usus buntu, yang
dipotong adalah bagian appendix, bukan usus buntunya.
Setelah dari usus buntu, makanan sampai ke usus besar, yaitu
usus besar naik, usus besar lintang, usus besar turun, dan usus besar kait kerangkai.
Fungsi usus tebal terutama adalah untuk mengatur kadar air dari sisa makanan.
Bila kadar air dalam sisa makanan berlebihan, air akan diserap oleh usus besar,
jika kadar air kurang, maka air diberikan kembali kepada sisa makanan. Sebelum
sisa makanan dikeluarkan melalui pelepasan, ia akan melalui bagian terakhir
dari usus besar yang disebut dengan Rectum (poros usus), sedang muara
dari Rectum disebut anus. Anus mempunyai dua otot gelang, yaitu otot sadar,
sedang yang lainnya berupa otot tak sadar.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum
akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya
aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan
terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah
selesai dengan sempurna.
HATI ( Hepar )
Disebut
juga Hepar. Ini adalah kelenjar gabungan eksokrin dan endokrin. Sebagai
kelenjar eksokrin alat ini menggetahkan empedu. Empedu dialirkan keduodenum
lewat saluran empedu. Untuk sementara empedu itu disimpan dalam kandung empedu.
Selain empedu, hati juga memproduksi protein komponen darah, yaitu albumin,
protrombin, fibrinogen, dan globulin.
Hati
juga berfungsi untuk detoksifikasi zat yang masuk tubuh. Dan ampas detoksifikasi
itu dibuang lewat empedu. Alat inipun mengolah sari makanan yang diangkut darah
dari usus. Pembuluh darah yang mengangkut sari makanan dari usus ke hati itu
ialah vena porta. Ia menerima darah pula lewat arteria hepatica,
dan keluar dari hati lewat vena hepatica yang bermuara ke vena cava inferior
dekat ke jantung.
Hati
membantu mempertahankan suhu tubuh sebab luasnya organ ini dan banyaknya
kegiatan metabolisme yang berlangsung mengakibatkan darah banyak mengalir
melalui organ in sehingga menaikan suhu tubuh.
KANDUNG EMPEDU
Sebuah kantung berbentuk terang dan merupakan membran otot,
letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir
depannya.
Dinding terdiri dari 4 lapis pula, seperti
histologi saluran pencernaan, yaitu; tunica mucosa, tunica submucosa, tunica
muscularis, dan tunica serosa. Fungsi
empedu Sebagai persediaan getah empedu. Getah
empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati yang digunakan untuk
mencerna lemak.
PANKREAS
Pankreas adalah sekumpulan kelenjar yang strukturnya mirip dengan
kelenjar ludah, sehingga disebut juga kelenjar ludah perut. Terdiri dari dua jenis
kelenjar; endokrin dan eksokrin.
Fungsi eksokrin, yang membentuk getah pankreas
yang berisi enzim dan elektrolit. dan Fungsi endokrin, sel kelompok kecil sel
epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang
bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.
Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan
pankreas yang dialirkan ke duodenum yang beguna untuk proses pencernaan makanan
di intestinumun. Dan Fungsi sekresi internal, yaitu sekrasi yang dihasilkan olh
pulau-pulau langerhans sendiri yang langsung dialirkan ke dalam peredara darah.
Hasil sekresi disebut hormon insulin daan hormon glukogen.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pencernaan makanan
adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan kelenjar-kelenjarnya
dalam sauatu proses memersiakan makanan untuk dapat diserap oleh usus.
Dan organ-organ tersebut adalah:
1.
Mulut
2.
Kerongkongan
3.
Lambung
4.
Usus
halus
5.
Usus
besar
6.
Hati
7.
Kandung Empedu
8.
Pankreas
B.
Saran
Demikian makalah ini kami susun. “ Tak
ada gading yang tak retak ”. Dalam makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang dapat membangun perbaikan makalah ini sedikit
banyak kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
v http://nisa- Yatim, wildan.
1996. Histologi biologi modern. Bandung: Tarsito.
v
allaboutknowledge.blogspot.com/2012/04/makalah-sistem-pencernaan-pada-manusia.html
diakses tanggal 20 maret 2013, jam 17.00 wib
v
http://tinxtonx.blogspot.com/2010/06/bab-i-pendahuluan.html
No comments:
Post a Comment