BioKoe

Friday, March 27, 2015

Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia (Struktur Hewan)

KATA PENGANTAR

                            

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT, yang mana beliau telah melimpahkan rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah ini untuk memenuhi tugas Terstruktur dalam mata kuliah “ STRUKTUR HEWAN ”
            Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan kami waktu untuk dapat menyelesaikan makalah ini.    
            Akhirnya penulis merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sehat untuk perbaikan kedepannya. Namun kami berharap makalah kami ini dapat berguna bagi banyak orang dan kami khususnya. Aamiin..
Sungai Penuh,    Maret  2013


Penyusun



DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang......................................................................................................1
b.      Batasan Masalah...........................................................................................
c.       Tujuan ..........................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
1.      Mulut ...........................................................................................................5
2.      Kerongkongan ..............................................................................................
3.      Lambung ......................................................................................................
4.      Usus halus ....................................................................................................
5.      Usus besar.....................................................................................................
6.      Hati .............................................................................................................14
7.      Kandung empedu ........................................................................................
8.      Pankreas ......................................................................................................
BAB III : PENUTUP
a.       Kesimpulan.................................................................................................20
b.      Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iii


BAB I
PENDAHULUAN

a.       Latar Belakang
            Sistem pencernaan makanan ( Tractusgastro-intestinalis ) adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang memegang peranan menerima makanan dari luar, mencerna dan menyerap bahan yang dapat diserap serta mengeluarkan sisa – sisa pencernaan. Sistem ini meliputi alat – alat tubuh manusia dari mulut sampai anus.
b.      Batasa Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bahan makanan.
2.      Sistem pencernaan pada manusia.
3.      Organ-organ pencernaan pada manusia.

c.       Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui kegunaan bahan makanan bagi tubuh manusia.
2.      Mengetahui sistem pencernaan manusia.
3.      Mengetahui organ-organ pencernaan pada manusia.


BAB II
PEMBAHANSAN


A.    SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
            Pencernaan makanan adalah aktivitas saluran makanan (Tractus digectivus) dan kelenjar-kelenjarnya dalam suaatu proses memersiapkan makanan untuk dapat diserap oleh usus. Suatu kehidupan yang dihayati oleh organisme akan dapat dipertahankan bila makanan dalam jumlah cukup dapat dipasok dan dapat digunakan bagi berlangsungnya suatu reaksi oksidatif yang dapat menghsilkan energi dan juga bagi keperluan tubuh atau bagian tubuh guna perbaikan, pertumbuhanm dan reproduksi.
            Sebagian besar makanan yang digunakan primata (human and non-human primate) dan vertebrata lainnya (baik yang menyusui maupun yang tidak menyusui) mempunyai bentuk kompleks dan tidak larut, sehingga tidak mungkin untuk dapat diserap oleh saluran pencernaan makanan begitu saja tanpa terlebih dahulu mengalami perubahan melewati aktivitas pencernaan.
            Pada organisme peringkat rendah, seperti protozoa, dapat memperoleh makananya melalui proses difusi atau fagosita dan dilanjutkan dengan proses pencernaan di dalam selnya. Pada vetebrata terdapat sebuah sistem dengan kekhususan untuk merubah makanan yang masuk ke dalam alat pencernaan menjadi bentuk-bentuk kimia yang secara langsung dapat dicerna oleh usus dan limfe. Beberapa makanan yang telah mempunyai bentuk sederhana tidak memerlukan lagi  proses penguraian dan dapat secara langsung bisa diserap oleh saluran pencernaan makanan seperti glukosa, garam-garam yang dapat larut, air, dan beberapa macam makanan lainnya.
            Sistem pencernaan pada vertebrata terdiri dari bermacam struktur yang mempunyai kemampuan untuk mencerna makanan sesuai dengan keperluannya setelah melewati kurun waktu adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini tercermin pada sturktur sistem pencernaan vertebrata yang terkait dengan fungsinya sebagai penerima makanan, mecernakannya dan akhirnya menyerapnya untuk kemudian ditransfer ke dalam aliran darah untuk dikirim ke tempat tujuannya.
Pencernaan  Makanan di dalam tubuh manusia melalui 6 tahap yaitu:
1.      Ingesti : pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2.      Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3.      Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4.      Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, trdapat di lambung.
5.      Absorbsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6.      Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
Sistem Pencernaan pada manusia terdiri dari:
1.      Saluran pencernaan (organ pencernaan yang dilewati oleh bahan makanan), yaitu mulut,  kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar.
2.      Kelenjar pencernaan (organ pencernaan yang berfungsi menghasilkan getah/enzim pencernaan), yaitu mulut, lambung, usus halus, hati, dan pankreas.
Berdasarkan Prosesnya, pencernaan dibagi menjadi:
1.      Pencernaan mekanis, yaitu pencernaan yang menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran makanan, contohnya pencernaan oleh gigi.
2.      Pencernaan kimiawai, perubahan zat makanan dari senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim (senyawa kimia).
B.     ORGAN-ORGAN PENCERNAAN
MULUT ( Oris )
            Memiliki bagian: bibir, gigi, lidah dan kelenjar ludah. Rongga mulut dilapisi oleh tunica mucosa yang mengandung epitel berlapis menanduk dan mengelupas. Dibawah lapisan epitel terdapat lamina propria, yang membentuk banyak lekuk atau papilla seperti halnya pada kulit.
a.       Bibir
            Terdiri dari dua daerah, bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar sama seperti kulit di daerah lain wajah. Epidermis terdiri atas jaringan epitel berlapis banyak, menanduk dan mengelupas, ditumbuhi bulu dan berkelenjar peluh. Di bagian dermis terdapat akar bulu, kelenjar dan kelenjar minyak bulu. Bagian dalam mengandung tunica mucosa yang mengandung jaringan epitel berlapis dan mengelupas, tetapi tidak menanduk. Pada lamila propria terdapat banyak kelenjar lendir, yang salurannya bermuara ke rongga mulut. Di bawah lapisan lendir terdapat lapisan otot. Tepat pada batas kulit luar dengan lendir bibir bagian dalam terdapat daerah merah, karena banyak mengandung pembuluh kapiler.

            Histologi rongga mulut sama seperti bibir bagian dalam. Lapisan dekat permukaan terdiri dari tunica mucosa, di bawahnya tunica submucosa. Pada lapisan submucosa terdapat kelenjar lendir. Sekitar kelenjar itu terdapat lamina propria tunica mucosa oleh jaringan rapat serat elastis.
            Didaerah langit-langit tak ada tunica submucosa. Di daerah langit-langit lunak, di bawah tunica mucosa terdapat lapisan otot lurik dan jaringan ikat fibrosa. Di daerah langit-langit lunak dekat rongga hidung, jaringan epitel tunica mucosa terdiri dari sel batang berlapis semu, yang lapisan luarnya bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal.
b.      Lidah
            Terdiri atas otot lurik yang letaknya menurut tiga arah dan tegak lurus sesama. Lapisan otot diselaputi oleh tunica mucosa. Di bagian atas lidah tidak terdapat tunica submucosa, hanya dibagian bawah.
Permukaan lidah bagian atas memiliki tonjolan yang disebut papillae. Ada 4 macam papillae, yaitu:
1.      Filiform (terdapat di daerah belakang lidah),
2.      Fungiform (tersebar di antara filiform dan ternayak berada di ujung lidah),
3.      Circumvallate (jumlahnya sedikit, terdapat dalam satu barisan melintang pada pangkal lidah), dan
4.      Foliate (terdapat di daerah pinggiran pangkal lidah).
            Pada umumnya papilla mengandung kuncup rasa (taste bud). Tiap kuncup rasa mengandung dua macam sel yang utama, yaitu sel penyokong dansel epitel saraf. Kedua macam sel memiliki mikrovili yang umumnya bergabung mengacu ke arah lobang rasa, yang pada periode pra-ME (mikroskop elektron) disebut bulu rasa. Cabang saraf vagus masuk lidah dan bercabang halus mencapai setiap kuncup rasa.
Tonsil liah kecil-kecil dan banyak, terletak di dasar lidah dan diselaputi oleh epitel berlapis yang menelupas. Tiap tonsil memiliki ceruk, dan sepanjang pinggir ceruk itu tertanam nodul-nodul limfa.
Lidah berfungsi membantu mengatur penempatan makanan hingga dapat digilas oleh geraham, dalam hal ini dapat dikatakan makanan mengalami pencernaan secara mekanik.
c.       Gigi
Gigi baru tumbuh sesudah bayi berusia 6 bulan, gigi pertama disebut gigi susu atau gigi sementara.
Gambar 1. Susunan Gigi
            Susunan gigi sementara pada anak-anak, berjumlah 20 buah, yaitu gigi seri berjumlah 8 buah gunanya unutk memotong makanan, gigi taring sebanyak 4 buah digunakan untuk mencabik-cabik makanan serta 8 buah gerahan kecil untuk mengunyah makanan. Orang dewasa mempunyai gigi sebanyak 32 buah, terdiri dari atas 8 buah gigi seri 4 gigi taring, 8 buah geraham muka serta 12 buah geraham belakang. Separuh dari gigi-gigi tersebut berada di rahang bawah dan lainnya dirahang atas. Pada beberapa orang jumlah gigi kurang dari 32 buah hal ini biasanya disebabkan geraham bungsu tidak tumbuh, setalah berumur antara 18 - 45 tahun.
            Gigi tertanam pada soket yang berada pada tiap alveolus tulang rahang. Tonjolan alveoli rang disalut oleh gusi. Gusi adalah penerusan dari tunica mucisa dari mulut yang banyak mengandung pembuluh darah, dan ditunjang oleh jaringan ikat fibrosa. Jaringan ikat ini melekat rapat ke lapisan periosteum tulang rahang di bawahnya.
Gambar 2. Struktur Gigi
Tiap gigi terdiri dari tiga bagian:
1.      Mahkota (corona)
2.      Leher (cervix)
3.      Akar (radix)
            Mahkota menonjol di atas gusi (gingiva), sebelah luar terdiri dari lapisa email (enamel). Leher menghubungkan mahkota dengan akar, berada dalam lapisan gusi. Sedangkan akar berada dalam soket rahang. Bagian dalam gigi, mulai dari mahkota sampai ke akar terdiri dari tulang gigi (dentin). Pada akar, sebelah luar dentin disalut oleh lapisan tipis semen (cementum). Di bagian luar lapisan semem ada membran periodont/. Lapisan semen terdiri dari jaringan ikat  yang mengapur (kalsifikasi). Lapisan periodont terdiri dari jaringan fibrosa, yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa, dan urat saraf. Lapisan periodont itu melekatkan gigi dengan kukuh pada soket rahang.
            Akar, dan sebagian mahkota, memiliki bagian dalam yang lunak, disebut pulpa. Pulpa berisi jaringan ikat renggang yang di masuki oleh pembuluh darah, pembuluh limfa dan urat saraf.
Email adalah lapisan gigi yang paling keras, paling banyak mengandung garam dapur. Kandung (matriks) lapisan ini terdiri dari serat kolagen. Kandung dihasilkan oleh ameloblast, yaitu sel gigi yang terdapat pada masa pertumbuhan gigi. Pada kandung terdapat bangunan bentuk batang yang ramping, berderet rapat dan tegak lurus tehadap permukaan gigi, disebut prisma email. Prisma diikat bersama oleh bahan interprisma. Bahan yang membuna interprisma sama dengan bahan yang membina prisma sendiri, tapi arah letak batangnya berbeda. Tiap batang disalut oleh organis yang disebut salut email.
            Prisma dibina atas kristal apatit dan bahan organik. Jika lapisan email diiris melintang tampak batang prisma itu berbentuk setengah lingkaran seperti sisik. Jika keseluruhan mahkota diiris melintang, tampak lapisan email itu dibina atas garis-garis melingkat, sehingga sari dalam sampai ke permukaan tampak email itu dibina atas garis-garis melingkar, mirip lingkaran tahun pada batang pohon Dikotil. Garis-garis itu disebut garis Retzuis. Paling luar email ada dua lapis, disebut kutikula email. Lapisa ini terdiri dari bahan tanduk (keratin).
            Dentin terdiri atas bahan organik (20%) yang sebagian besar merupakan serat kalogen, dan bahan anorganik (80%) dalam  bentuk kristal hidroksiapatit. Lapisan ini terdiri dari satu deretan tabuli (saluran) dentin yang rapat sekali. Seperti halnya prisma email, tabuli dentin juga dekat ke pinggiran jadi agak sempit. Berbeda dengan prosma email, tabuli dentin dekat pinggir membentuk percabanganm dan percabangan itu bertemu kembali (anastomosis). Di antara tabuli ada serat kalogen, yang susunan mirip dengan kalogen tegak lurus terhadap tabuli: ada juga beberapa yang letaknya miring.
            Dekat pertemuan lapisan dentin dengan lapisan semen pada akar ada lapisan berbutiran (granula) halus, yang disebut lapisan Tomes. Butiran itu terdiri atas bahan tanduk.
            Sesungguhnya pada gigi segar tubuli berisi tonjolan sitoplasma odontoblast, yaitu sel yang menggetahkan bahan organik dentin. Sel ini berjejer pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Sel ini berjejer pada lapisan luar pulpa yang berbatasan dengan dentin. Odontoblast aktif terus selama gig itu masih hidup, sampai orangnya jadi tua.
            Cementum adalah lapisan tipis antara dentin dan membran periodont pada akar gigi. Cementum menghubungkan dan menyemenkan gigi ke membran periodont, dan berarti juga ke tulang rahang. Bahan nutrisi bagi lapisan ini berdifusi dari membran periodont, dan dalam membran terdapat pembuluh darah. Lapisan ini adalah jaringan pengikat yang mengalami penulangan. Sehingga komponennya sama seperti tulang. Bahan lapisan ini digetahkan oleh sel tulang khusus, yang disebut sementosit. Sel ini berada dalam lacuna, seperti halnya osteosit. Bedanya denga tulang, tidak memiliki saluran Havers, meskipun ada lempeng-lempeng lamellae yang bersusun konsentris menyalut akar gigi.
            Membran periodont mengisi celah antara cementum dan soket tulang rahang. Terdiri dari jaringan pengikat fibrosa, dan mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, fibroslast, dan histiosit. Sifat lapisan ini semcam bantalan bagi gigi ketika mengunyah dan menggigit. Serat kolagen yang menjadi komponen utama lapisan ini bersusun ke berbagai arah, sesuai dengan leaknya sekeliling gigi. Ada ygn letaknya miring, ada pula yang horizontal. Di antara serat terkandung bahan glikosaminoglikans.
Menghubungkan lapisan semen dan membran periodont ada daerah perantaraan, disebut precementum.
            Pulpa berisi jaringan ikta. Dalam bagian ini pula tumbuh pembuluh darah, pembuluh limfe, dan urat saraf masuk gigi dan bercabang-cabang disitu. Mengandung banyak serat kalogen yang halus, yang arahnya tak teratur. Pada lapisan dekat dentin berderet odontoblast, seperti telah diulas didepan.
d.      Kelenjar ludah
            Kelenjar ludah berguna untuk memudahkan menelan dan mencerna. Ada dua macam ludah yang dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar, yaitu kelenjar parotis, kelenjar ludah bawah rahang (glandula submaxilaris) dan kelenjar bawah lidah (glandula sublingualis). Glandula parotis menghasilkan ludah berbentuk air, infeksi pada parotis disebut parotitis (penyakit gondong). Glandula sub-maxilaris dan glandula lingualis keduannya menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir, selain itu berguna sebagai pelindung selaput mulut terhadap panas, dingin, asam dan basa.
Gambar 3. Bagian kelenjar Ludah
Keterangan Gambar:
1.      Kelenjar Parotis (bawah telinga)
2.      Kelenjar Submaxilaris (bawah rahang)
3.      Kelenjar Sublingualis (bawah lidah)
            Setiap kelenjar yang besar di atas terdiri atas unit-unit alveoli yang disebut adenomer. Ada dua macam alveoli tampak pada sedian yang diwarnai dengan HE (hematoxylin-eosin):
1.      Alveoli mucosa, tampak terang dan terletak pada tunica mucosa. Inti sel alveoli mucosa adalah gepeng dan letaknya dekat ke membran basalis.
2.      Alveoli serosa, tampak gelap dan terletak pada tunica serosa. Inti sel alveoli serosa agak bundar dengan sitoplasma yang berwarna merah karena banyak mengisap zat warna eosin.
            Kelenjar bawah teling hampir seuna terdiri dari alveoli serosa, kelenjar bawah  rahang campuran kedua macam, dengan lebih banyak serosa, sedangkan kelenjar bawah lidah hampir semua terdiri dari alveoli mucosa. Jika seuatu kelenjar mengandung kedua macam alveoli, sering kali serosa membentuk tinjilan bentuk sabit di samping yang mucosa. Sekitar alveoli biasa ditemukan jaringan lemak.
Ludah mengandung enzim yang disebut amilase atau dikenal dengan nama ptialin, enzim ini dapat mencernakan zat tepung menjadi gula.
TEKAK ( Farink )
            Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan, didalam lengkung faring terdapat tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.

KERONGKONGAN ( Esofagus )
Kerongkongan disebut juga esofagus, dari kata oiso = bawa, dan phagelon = mekanan. Menghubungkan mulut dengan lambung. Terdiri dari 4 lapisan:
1.      Tunica mucosa
            Terdiri ataskaringan epitel, yang terdiri dari sel-sel berlapis banyak dan mengelupas, tetapi tidak menanduk.
2.      Tunica submucosa
Terdiri dari jaringan ikat dengan serat kolagen dan elastis, dengan banyak pembuluh darah serta urat saraf.
3.      Tunica muscularis
            Terdiri dari dua lapisan otot polos: bagian luar berupa serat otot memanjang, bagian dalam berupa serat otot melingkar. Kedua lapisan otot ini pada beberapa tempat tidak kentara bedanya. Serat itu 1/3 bagian dari anterior (pangkal) kerongkongan sebagin besar terdiri atas oto lurik, di bagian tengah gabungan otot lurik dan otot polos, dan 1/3 bagian posterior (ujung) terdiri semata-mata dari otot polos.
4.      Tunica serosa
Terdiri dari jaringan ikat renggang yang mengandung banyak jaringan lemak, pembuluh drah dan urat saraf. Lapisan ini relatif tebal jika dibandingkan dengan saluran pencernaan yang di posteriornya.

Dalam kerongkangan terdapat dua kelenjar:
a.       Kelenjar oesophagus
Terdapat sepanjang kerongkongan, pada lapisan submucosa, dibawah tunica muscularis-mucosa. Terdiri dari jenis tubulo-alveolar yang bercabang banyak.
b.      Kelenjar cardia
            Terdapat pada bagan ujung kerongongan. Berasal dari kelenjar lambung, terletak pada lamina propria tunica mucosa, dari kenis tubuler yang bercabang-cabang.
            Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak ini mendorong dengan cepat gumpalan makanan ke lambung kurang lebih selama 6 detik. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung dapat diamati pada Gambar berikut.
Gambar 4. Proses Gerak Bolus (kerongkongan – lambung)
LAMBUNG ( Ventrikulus )
            Lambung (Ventrikulus), merupakan kantung besar dibawah kiri rusuk terakhir, terdiri atas tiga bagian, bagian atas yang berdekatan dengan hati disebut Kardiak, di tengah membulat disebut Fundus, dan bagian bawah dekat usus disebut Pylorus. Seluruh bagian dalam lambung menghasilkan asam chlorida. Akibat gerak peristaltik makanan diubah menjadi seperti bubur getah lambung dinamakan Chym.
            Lingkungan asam dalam lambung dapat membunuh kuman-kuman yang turut masuk ke dalam, sihingga menggiatkan kerja getah lambung. Getah lambung mengandung pepsinongen yang belum aktif bekerja, oleh asam cholrida pepsinogen tersebut diaktifkan menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil disebut peptor. Selain itu berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung masuk ke dalam usus. Pengaturan dimungkinkan oleh kedua bagian otot pilorus.
            Otot pilorus bagian lambung akan mengendur apabila kena rangsangan asam, berarti protein telah dicernakan. Otot pilorus bagian usus dua belas jari akan mengerut bila kena asam sebaliknya mengendur apabila kena rangsang basa. Dengan demikian makanan dapat masuk ke usus dua belas jari sedikit demi sedikit.
Histologi Lambung terdiri dari 4 lapisan :
1.      Tunica mucosa
2.      Tunica submucosa
3.      Tunica muscularis
4.      Tunica serosa
Kelenjar
            Dibedakan atas tiga jenis, sesuai dengan letaknya pada tiga bagian lambung. Kelenjar Cardia, kelenjar Gaster, dan kelenjar Pylorus.
Ada 4 macam sel dalam kelenjar Gaster :
1.      Sel musigen
2.      Sel parietal
3.      Sel zimogen
4.      Sel enterokhromafin

USUS HALUS ( Intestinum tenue )
            Panjangnya kira-kira 8,5 meter terdiri dari tiga bagian usus dua belas jari, (Duodenum) panjangnya ± 25 cm , Jejunum (intestinum Jejenum) atau pangkal usus halus panjangnya ± 7 m dan Ileum (interstimun ileum), atau ujung usus halus panjangnya ± 1 m. Makanan masuk kedalam usus melalui pilorus, dangan demikian HCl ikut masuk dan merangsang kelenjar di diding sel usus untuk menghasilkan sekretin yang merupakan suatu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan getahnya. Di dalam dinding usus yang terdapat muara dari dua saluran, yaitu saluran  yang berasal  dari kandungan empedu, dan saluran yang berasal dari pankreas.
            Selanjutnya HCl merangsang pula dinding usus halus untuk mengeluarkan hormon kolesistokinin agar kandungan empedu mengeluarkan empedu yang berguna mengemulsikan lemak. Empedu tidak mengandung enzim tetapi mengandung zat warna empedu (bilirubin) dan garam empedu. Mula-mula empedu berwarna merah, kemudian mengalami oksidasi sehingga warnanya berubah menjadi hijau. Pankreas menghasilkan cairan (getah) pankreas yang mengandung enzim lipase, amilase dan tripsinogen yang belum aktif. Enzim amilase berguna untuk mengubah amilum menjadi gula (maltosa), lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, sedang tripsinogen merupakan enzim  yang belum aktif, dibantu oleh entrokinase, menjadi enzim tripsin yang mengubah protein dan pepton menjadi asam amino dan peptida.

            Enzim-enzim tersebut diatas mempunyai peranan yang penting untuk mengubah zat makanan sehingga menjadi bentuk yang dapat diserap oleh usus. Di dalam usus halus terjadi pelumatan dan penyerapan sari makanan, dinding usus ini berlipat-lipat dan berjonjot, sari makanan menembus dinding jonjot sampai ke penbuluh darah. Penyerapan sari makanan oleh sel-sel dinding usus halus dinamakan absorbsi, sari makanan diedarkan melalui pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh lainnya, asam lemak dan gliserol diedarkan melalui pembuluh limpa yang ujung-ujungnya terbuka. Air limpa mengangkut zat tersebut ke pembuluh darah untuk diedarkan. Asam amino, larutan gula, vitamin dan mineral serta air diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Di dalam dinding usus halus terdapat jonjot-jonjot usus (villi) yang berguna untuk memperluas permukaan bidang penyerapan dan di dalam jonjot terdapat pembuluh chyl (kil) berisis cairan limpa. Pembuluh-pembuluh limpa pada akhirnya bermuara di pembuluh darah.
USUS BESAR ( Intestinum crassum )
            Didalam usus tebal (kolon) sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna, bersama dengan lendir dan sisa-sisa sel mati dari dinding usus dibusukkan menjadi feses. Perjalanan makanan dari mulut ke usus halus berlangsung kira-kira 4,5 jam, tetapi disimpan di dalam kolon sampai kira-kira 24 jam, selama itu bakteri-bakteri pengurai akan membusukkannya. Awal usus tebal, pendek dan disebut Usus Buntu (coecum) mempunyai bagian yang berlebih seperti cacing dinamakan Appendix atau umbai cacing. Suatu radang pada appendix dinamakan appendisitis. Pada operasi usus buntu, yang dipotong adalah bagian appendix, bukan usus buntunya.
            Setelah dari usus buntu, makanan sampai ke usus besar, yaitu usus besar naik, usus besar lintang, usus besar turun, dan usus besar kait kerangkai. Fungsi usus tebal terutama adalah untuk mengatur kadar air dari sisa makanan. Bila kadar air dalam sisa makanan berlebihan, air akan diserap oleh usus besar, jika kadar air kurang, maka air diberikan kembali kepada sisa makanan. Sebelum sisa makanan dikeluarkan melalui pelepasan, ia akan melalui bagian terakhir dari usus besar yang disebut dengan Rectum (poros usus), sedang muara dari Rectum disebut anus. Anus mempunyai dua otot gelang, yaitu otot sadar, sedang yang lainnya berupa otot tak sadar.
            Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

HATI ( Hepar )
            Disebut juga Hepar. Ini adalah kelenjar gabungan eksokrin dan endokrin. Sebagai kelenjar eksokrin alat ini menggetahkan empedu. Empedu dialirkan keduodenum lewat saluran empedu. Untuk sementara empedu itu disimpan dalam kandung empedu. Selain empedu, hati juga memproduksi protein komponen darah, yaitu albumin, protrombin, fibrinogen, dan globulin.
            Hati juga berfungsi untuk detoksifikasi zat yang masuk tubuh. Dan ampas detoksifikasi itu dibuang lewat empedu. Alat inipun mengolah sari makanan yang diangkut darah dari usus. Pembuluh darah yang mengangkut sari makanan dari usus ke hati itu ialah vena porta. Ia menerima darah pula lewat arteria hepatica, dan keluar dari hati lewat vena hepatica yang bermuara ke vena cava inferior dekat ke jantung.
            Hati membantu mempertahankan suhu tubuh sebab luasnya organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung mengakibatkan darah banyak mengalir melalui organ in sehingga menaikan suhu tubuh.
KANDUNG EMPEDU
            Sebuah kantung berbentuk terang dan merupakan membran otot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya.
Dinding terdiri dari 4 lapis pula, seperti histologi saluran pencernaan, yaitu; tunica mucosa, tunica submucosa, tunica muscularis, dan tunica serosa. Fungsi empedu Sebagai persediaan getah empedu. Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati yang digunakan untuk mencerna lemak.

PANKREAS
            Pankreas adalah sekumpulan kelenjar yang strukturnya mirip dengan kelenjar ludah, sehingga disebut juga kelenjar ludah perut. Terdiri dari dua jenis kelenjar; endokrin dan eksokrin.
Fungsi eksokrin, yang membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit. dan Fungsi endokrin, sel kelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.
Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum yang beguna untuk proses pencernaan makanan di intestinumun. Dan Fungsi sekresi internal, yaitu sekrasi yang dihasilkan olh pulau-pulau langerhans sendiri yang langsung dialirkan ke dalam peredara darah. Hasil sekresi disebut hormon insulin daan hormon glukogen.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Pencernaan makanan adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan kelenjar-kelenjarnya dalam sauatu proses memersiakan makanan untuk dapat diserap oleh usus.
Dan organ-organ tersebut adalah:
1.      Mulut
2.      Kerongkongan
3.      Lambung
4.      Usus halus
5.      Usus besar
6.      Hati
7.      Kandung Empedu
8.      Pankreas

B.     Saran
            Demikian makalah ini kami susun. Tak ada gading yang tak retak ”. Dalam makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang dapat membangun perbaikan makalah ini sedikit banyak kami ucapkan terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA

v  http://nisa- Yatim, wildan. 1996. Histologi biologi modern. Bandung: Tarsito.
v  allaboutknowledge.blogspot.com/2012/04/makalah-sistem-pencernaan-pada-manusia.html diakses tanggal 20 maret 2013, jam 17.00 wib
v  http://tinxtonx.blogspot.com/2010/06/bab-i-pendahuluan.html

No comments:

Post a Comment