
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT, yang
mana beliau telah melimpahkan rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyusun Makalah ini untuk memenuhi tugas Terstruktur dalam mata kuliah “
PARASITOLOGI ”
Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan kami waktu
untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis
merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sehat untuk perbaikan kedepannya. Namun kami berharap
makalah kami ini dapat berguna bagi banyak orang dan kami khususnya. Aamiin..
Sungai
Penuh, Maret 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I :
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................................1
B.
Permasalahan ..........................................................................................
C.
Tujuan .....................................................................................................
BAB II
: PEMBAHASAN
A. Epidemiologi
Filiariasis..........................................................................3
1. Pengertian
2. Hospes
3. Hosper Reservoar
4. Vektor
B. Occult Filiariasis.....................................................................................8
BAB III :
PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................9
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Filariasis
(penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex,
Armigeres. Menurut Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kemenkes, terdapat
tiga spesies cacing (vector) penyebab Filariasis yaitu: Wuchereria bancrofti;
Brugia malayi; Brugia timori. Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia,
namun lebih dari 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia
malayi. Cacing tersebut hidup di kelenjar dan saluran getah bening sehingga
menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang dapat menimbulkan gejala akut
dan kronis. Gejala akut berupa peradangan kelenjar dan saluran getah bening
(adenolimfangitis) terutama di daerah pangkal paha dan ketiak tapi dapat pula
di daerah lain. Gejala kronis terjadi akibat penyumbatan aliran limfe terutama
di daerah yang sama dengan terjadinya peradangan dan menimbulkan gejala seperti
kaki gajah (elephantiasis), dan hidrokel. Berdasarkan laporan dari
kabupaten/kota, jumlah kasus kronis filariasis yang dilaporkan sampai tahun
2009 sudah sebanyak 11.914 kasus.
B.
PERMASALAHAN
- Merumuskan
apa itu Epidemiologi Filariasis dan Occult Filariasis
- Mengetahui
apa-apa saja penyebab filariasis
- Mengetahui
apa-apa saja gejala filariasis
- Mengenal
jenis parasit penyebab filariasis
C.
TUJUAN
Makalah ini kami
susun dengan tujuan agar kita mengetahui sejak dini apa itu penyakit filariasis
dan apa-apa saja gejala nya, agar kita bisa mewaspadai penyakit ini sejak dini.
dan agar kita semua dapat lebih memperhatikan kesehatan dan juga kebersihan
lingkungan supaya kita terhindar dari penyakit ini yang mana umumnya parasit
dari penyakit filariasis menyukai lingkungan yang tidak bersih.
BAB
II
PEMBAHASAN
EPIDEMIOLOGI
FILARIASIS DAN OCCULT FILARIASIS
A.
Epidemiologi filariasis
1.
Pengertian
Istilah
epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari Epi: atas,
pada, Demos: rakyat, Logos: ilmu. Maka epidemiologi
sebenarnya berarti: ”ilmu mengenai hal-hal yang terjadi pada rakyat”.
Filariasis
(penyakit kaki gajah) adalah penyakit kronis yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk, dan dapat menyebabkan kecacatan dan stigma.
Jadi Epidemiologi
Filariasis adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab,
pengendalian dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi
penyakit, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit kaki gajah dalam populasi manusia.
Penyakit ini
merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin
baik perempuan maupun laki-laki. Filariasis disebabkan oleh tiga spesies cacing
filaria, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia
timori.
Penyakit
filariasis terutama ditemukan di daerah khatulistiwa dan merupakan masalah
didaerah dataran rendah. Kadang-kadang dapat juga ditemukan didaerah bukit yang
tidak terlalu tinggi. Di Indonesia penyakit ini banyak ditemukan didaerah
pedesaan.
Survey prevalensi
filariasis yang dilakukan oleh departemen kesehatan menunjukkan bahwa
prevalensi infeksi cukup tinggi bervariasi dari 0,50/0 - 19,460/0 (P2M
dan PLP, 1999). Prevalensi dapat berubah-ubah dari masa ke masa dan pada
umumnya ada tendensi menurun dengan adanya kemajuan dalam pembangunan yang
menyebabkan perubahan lingkungan. Untuk dapat memahami Epidemiologi Filariasis,
perlu diperhatikan faktor-faktor seperti hospes, hospes reserpoar, vektor dan
keadaan lingkungan yang sesuai untuk menunjang kelangsungan hidup
masing-masing.
2.
Hospes
Manusia yang
mengandung parasit selalu dapat menjadi sumber infeksi bagi orang lain yang
rentan (suseptibel). Biasanya pendatang baru ke daerah endemi (transmigran)
lebih rentan terhadap infeksi filariasis. Pada umumnya laki-laki lebih banyak
yang terkena infeksi karena lebih banyak kesempatan untuk mendapat infeksi
(exposure).
3.
Hospes reservoar
Tipe B. Malayi yang
dapat hidup pada hewan merupakan sumber infeksi untuk manusia. Hewan yang
sering ditemukan mengandung infeksi adalah kucing dan kera terutama jenis
presbytis, meskipun hewan lain mungkin juga terkena infeksi.
4.
Vektor
Banyak spesies
nyamuk telah ditemukan sebagai vektor filariasis, tergantung dari jenis cacing
filarianya.
-
W. Bancrofti
W.Bancrofti yang terdapat didaerah perkotaan ditularkan oleh Cx.quinquefasciatus
yang tempat perindukannya air kotor dan tercemar.
W.bancrofti di
daerah pedesaan dapat ditularkan oleh beberapa spesies nyamuk.

Gambar 1. W. Bancrofti
-
B.malayi
B.malayi yang hidup pada manusia
dan hewan biasanya ditularkan oleh berbagai spesies Mansonia yang
berkembang biak di daerah rawa. B.malayi yang periodik ditularkan
ditularkan oleh An. Barbirostris yang memakai sawah sebagai tempat
perindukannya.

Gambar 2. B. Malayi
-
B. Timori
imori, spesies yang ditemukan di
Indonesia sejak 1965 hingga sekarang hanya di temukan di daerah NTT dan Timor
Timur, di tularkan oleh An.barbirostris yang berkembang biak di daerah
sawah, di dekat pantai maupun didaerah pedalaman.

Gambar 3. B. Timori
Seseorang dapat
tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah bila orang tersebut di gigit
nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III
(mikrofilaria infektif). Nyamuk tersebut mendapat larva cacing kecil (larva
stadium I) sewaktu menghisap darah penderita atau binatang reservoir yang
mengandung mikrofilaria.
Siklus Penularan
penyakit ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk (sebagai
vektor) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (sebagai hospes) dan
reservoir.
B.
Occult Filariasis (Tropical Pulmonary
Eosinophilia)
Ocullt
Filariasis adalah
penyakit filariasis limfatik, yang di sebabkan oleh penghancuran mikrofilia
dalam jumlah yang berlebihan oleh sistem kekebalan penderita. Mikrofilia
dihancurkan oleh zat anti dalam tubuh hospes akibat hiper sensitivitas terhadap
antigen mikrofilia. Contoh yang paling jelas adalah Tropical Pulmonary
Eosinophilia (TPE)
Gejala penyakit
ini di tandai dengan hipereosinofilia, kelainan klinis yang menahun berupa
pembengkakan kelenjar limfe dan gejala asma bronkial. Hipereosinofilia
merupakan tanda utama dan gejala ini sering kali merupakan petunjuk kearah
etiologi penyakit tersebut.
Kelenjar yang
sering terkena adalah kelenjar limfe inguinal. Kadang-kadang dapat pula terkena
kelenjar limfe leher, atau kelenjar limfe ditempat lain. Bila paru terkena maka
gejala klinis dapat batuk dan sesak napas, teruatama pada waktu malam. Gejala
lain dapat berupa demam subfebril, pembesaran limfa dan hati.
Mikrofilia tidak
di jumpai di dalam darah, tetapi mikrofilia atau sisa-sisa nya dapat di temukan
di jaringan kelenjar limfe, paru, limpa dan hati. Pada jaringan tersebut
terdapat benjolan-benjolan kecil berwarna kuning kelabu dengan penampang 1-2
mm, terdiri dari infiltrasi sel eosinafil yang di kenal dengan nama benda
meyers kouwenaar. Di dalam benda-benda inilah dapat di temukan sisa-sisa
mikrofilia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit
filariasis merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing
filaria. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan
pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan
alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Filariasis disebabkan oleh tiga
spesies cacing filaria, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi,
dan Brugia timori.
Manusia yang
mengandung parasit selalu dapat menjadi sumber infeksi bagi orang lain yang
rentan (suseptibel).
Ocullt
Filariasis adalah
penyakit filariasis limfatik, yang di sebabkan oleh penghancuran mikrofilia
dalam jumlah yang berlebihan oleh sistem kekebalan penderita. Mikrofilia
dihancurkan oleh zat anti dalam tubuh hospes akibat hiper sensitivitas terhadap
antigen mikrofilia. Contoh yang paling jelas adalah Tropical Pulmonary
Eosinophilia (TPE)
Gejala penyakit
ini di tandai dengan hipereosinofilia, kelainan klinis yang menahun berupa
pembengkakan kelenjar limfe dan gejala asma bronkial. Hipereosinofilia merupakan
tanda utama dan gejala ini sering kali merupakan petunjuk kearah etiologi
penyakit tersebut.
B.
Saran
pemakalah menyadari sepenuhnya bahwa
makalah yang “ berjudul EPIDEMIOLOGI FILARIASIS DAN OCCULT FLARIASIS“ ini masih
jauh dari kesempurnaan masih banyak
terdapat kekurangan . maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sipatnya membangun demi kesempurnaan makalah kami ini .
DAFTAR PUSTAKA
v
Susanto, Inge, dkk,(2008),
PARASITOLOGI KEDOKTERAN, Jakarta :Balai penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
v
http://youngpublichealth.blogspot.com/2012/04/penyakit-filariasis-kaki-gajah.html- diakses tanggal 20 maret 2013,
jam 17.00 wib